1.
Harus datang satu jam sebelum waktu azan tiba
Disini tak ada orang yang tak ingin berebut untuk beribadah.
Semua orang rasanya seperti hanya memiliki keinginan untuk beribadah. Masjidil
Haram menjadi tempat nomor satu yang dituju oleh para muslim dari seluruh
penjuru dunia. Mereka berlomba-lomba untuk datang tercepat agar mendapat
barisan terdepan menghadap ka’bah. Siapa yang tak ingin mendapatkan pahala
sebesar 100.000. Bahkan ketika suatu waktu saya terlambat datang, 30 menit
sebelum waktu azan, saya dengan berat hati mendapat tempat teratas dari bagian
masjid, yang tidak terlalu ramai atau tidak diminati oleh para jamaah.
Ketika kami hendak mengikuti sholat jumat, pembimbing kami
menyarankan untuk datang sekitar pukul 08.00 WSA padahal azan masih pukul 12.24
WSA. ini karena sholat jumat akan dipenuhi para jamaah, apalagi hari jumat
adalah hari libur di Arab. Tak heran pula jika pukul 10.00 WSA pintu-pintu
sudah ditutup.
Foto area yang kami sukai view kabah
2.
Menghafal Nomor Gate
Pertama kali kami datang, tak ada satupun yang mengingat nomor
pintu gate, alhasil kami muter-muter di dalam tak tahu kemana arah pintu
terdekat. Bertanya pada Askar pun belum tentu mereka mengenal hotel kami. Jadi
sebelum masuk ke dalam ada baiknya melihat dan mengingat nomor pintu gate yang
kita lewati.
Foto Pintu gate yang sering kami lewati
3.
Pembersihan rutin di area masjid
Menggunakan alat besar dan canggih, mereka sigap dalam
membersihkan masjid. Menyapu, mengepel dan membersihkan karpet. Tak segan-segan
mereka mengusir kami yang sedang duduk di karpet hanya karna waktunya untuk
membersihkan area tersebut.
4.
Kantong plastik dan air zam-zam
Di luar pintu disediakan plastik untuk wadah sandal ketika akan
masuk ke dalam. Juga disediakan galon-galon air zam-zam yang dingin maupun not cold. Selain galon ada juga
kran-kran air zam-zam.
5.
Pasar dadakan di pinggir jalan
Ketika subuh tiba, di depan-depan sekitaran hotel banyak para
pedagang yang hanya menggelar selembar kain sebagai alas dagangan. Mereka
menjual berbagai macam barang dagangan dari gamis wanita, gamis laki-laki,
obat-obatan, parfum, dsb. Mirip kayak pasar tumpah kalau di Indonesia. Ada juga
yang menjual Al-Quran di pinggir jalan dengan harga 50 real mendapat 3 pcs.
Kalau ini saya beli karena Al-Quran yang dijual di toko harganya 60 real satu
pcs nya.. mahaaall… Padahal saya beli karena ada beberapa titipan waqaf jadi
carilah yang murah hehee…
6.
Jarang motor dan banyak mobil
Di negeri ini, jarang sekali bahkan hampir dikatakan tak ada
motor, saya hanya pernah melihat sekali saja itupun hanya satu motor yang
sedang parkir dipinggir jalan. Katanya pajak motor disini sangat tinggi dan
kedisiplinan lalu lintas juga sangat ketat. Penduduk ebih banyak menggunakan mobil,
mungkin karena cuaca panas dan berdebu lebih aman kali ya kalau menggunakan
mobil. Mobil disini terlihat tak begitu terawatt dan kotor yak arena kondisi
berdebu yang membuat susah agar mobil terlihat cling. Juga karena air lebih
mahal dari pada bensin, jadi mending ga usah mandiin mobil kali yaa,,hehee…
7.
Pohon Soekarno
Ini adalah pohon yang diberikan oleh Presiden Soekarno kepada
Negara Saudi Arabia sebagai tanda persahabatan antar negara. Pohon ini bisa tumbuh subur di kota ini,
bahkan ditanam di jalan-jalan raya. Pohon ini memang sengaja dinamai Pohon
Soekarno. Setidaknya Makkah terlihat hijau karena ada pohon rindang ini.
Pohon Soekarno |
Baca
Juga:
5. Umroh Part 1
6. Umroh Part 2
Tidak ada komentar:
Posting Komentar