Ini perjalanan yang singkat untuk sekedar menikmati suasana
dinginnya dan sejuknya udara di gunung yang cukup terkenal hingga ke negeri
seberang. Agenda mendadak yang justru bisa terlaksana. Agenda yang mepet karena
acara kantor yang mundur dari pelaksanaan membuat saya bisa mengikuti
jalan-jalan bersama teman-teman magang.
Perjalanan pertama dimulai… (30 Mei 2015)
·
Pukul 05.30 taksi yang akan menjadi langganan saya sudah
menjemput di depan Kampus Perbanas. Bapak ini akan mengantarkan saya menuju Bandara
Soekarno Hatta. Tepatnya karena agenda ini serba mendadak sehingga saya
kehabisan tiket kereta, terpaksalah saya mengandalkan alternatif transportasi
yang satu ini meskipun lumayan menghabiskan budget saya. Bapak supir taksi ini
dulu sering menjadi langganan kakak saya sewaktu dia masih tinggal di kosan.
Sekarang saya mungkin yang akan menjadi penumpang langganan. Kebetulan bapak
sopir ini berasal dari Purwokerto dan Bapak ini sepertinya adalah orang yang
taat dalam beribadah. Hati saya sungguh terhentak ketika terjadi pembicaraan
diantara kami.
Bapak Supir (BP) dan
Saya (SY)
BP : “Mau kemana Mba?”
SY : “Surabaya pak”
BP : “Main atau mau kemana mba? Liburan ya?
SY : “Hehe..iya pak mau jalan-jalan sama
temen-temen kantor”
BP : “Wah libur panjang jadi liburan ya?
Mau kemana mba?”
SY : “Mau ke Bromo Pak”
BP : “ohh senengnya ya, udah pamit ke Ibu
nya mba kalo mau ke Bromo?”
Deg hati saya langsung
tertunduk malu karena saya belum memberitahu ibu saya sama sekali tentang
rencana ini.
SY : “ hehe..belum pak”
BP : “Jangan gitu
mba, kalo mau pergi kemana-mana ijin dulu sama Ibu. Kalo terjadi apa-apa kan jadinya Ibu
sudah tahu tapi amit-amit jangan sampai terjadi apa-apa”
SY : “Nanti aja pak saya kasih tahunya kalo
udah sampai Surabaya”
BP : “Waah itu namanya bukan ijin mba, tapi
ngasih tahu kalo udah sampe Surabaya”
SY : “hehe,,iya pak” (sambil senyum kecil
dan merenungi kesalahan saya yang mungkin sepele bagi saya namun cukup besar
kesalahan saya bagi orang tua. Dalam hati saya langsung berniat untuk menghubungi
Ibu kalau nanti sudah sampai di Bandara Soetta)
·
Pukul 06.30 Saya sudah berada di Gate 2 dan tanpa pikir panjang
saya langsung menelpon Ibu untuk memberi tahu kalo saya mau menuju Surabaya ke
Bromo tepatnya. Benar saja Ibu saya sedikit kaget, namun mengijikan saya untuk
pergi. Tak lupa pesan-pesan beliau “jangan lupa berdoa dan solat dimanapun
berada”. Siap bu, InsyaAlloh saya tak lupa dengan kewajiban saya ini.
Terimakasih sudah selalu mengingtkanku untuk tidak melupakan Tuhan dimana pun
dan dalam kondisi apapun.
·
Pukul 09.10 akhirnya sampai di Bandara Juanda. Sekitar dua jam
saya menunggu salah satu teman yang berangkat dari Pangkalan Bun dan juga
menunggu jemputan dari agen wisata yang sebelumnya sudah menjemput teman-teman
saya di Stasiun Pasar Turi dan Stasiun Gubeng.
·
Pukul 11.00 kami baru dijemput di Bandara dan langsung
melanjutkan perjalanan menuju probolinggo, karena penginapan kami ada di
wilayah probolinggo.
·
Pukul 01.00 kami berhenti di R.M Rawon Ngulig untuk makan siang
dan juga solat dhuhur. Makanannya mungkin enak tapi kondisi tubuh yang masuk angin
yang bikin ga nafsu makan. Belum apa-apa udah masuk angina hihii..ini sih
karena saya belum sarapan bukan karena kondisi cuaca disini.
·
Pukul 02.00 kami melanjutkan perjalanan ke atas menuju penginapan
di area bromo. Mau tau gimana penginapan kami? Ini diaaaa…
Hostel Adas Bromo |
·
Kami sampai di penginapan sekitar pukul 16.00, langsung solat
ashar, mandi, beberes barang
·
Pukul 17.00 kami diajak oleh mas Mono (guide kami) untuk
jalan-jalan disekitaran penginapan untuk melihat view gunung Bromo dari jauh.
Beginilah view dari kejauhan,,Masya Alloh luar biasa sekali ciptaan Alloh..
· Setelah puas berfoto narsis dengan tongsis dan juga kamera SLR
milik Ipin, kami melanjutkan berkeliling di sekitar penginapan untuk mencari toko
souvenir dan juga makan malam. Tak banyak yang kami dapat dari took souvenir
yang ada, karena yang mereka jual kurang menarik bagiku. Kartu pos bergambar
Bromo seharga 10 ribu, gantungan kunci seharga 8-10 ribu, magnetic kulkas 10-25
ribu, gunting kuku seharga 15 ribu, kaos bergambar Bromo seharga 35-70 ribu
tergantung bahan kaos yang digunakan.
·
Lalu kami makan malam di sebuah warung yang lumayan ramai
dikunjungi, tak hanya wisatawan lokal tapi juga para turis asing dari berbagai
negara. Yang bikin saya kaget menu disini harganya ga begitu mahal masih normal
meskipun berada di lokasi wisata dan yang paling bikin saya terkejut sebuah
menu “Ayam goreng bumbu” seharga 20 ribu ternyata berisi 3 potong daging ayam
goring yang menurut saya itu lumayan gede…woooww murah banget kalo dibandingin
dengan ayam goreng yang dijual di Jakarta hehe.. sayangnya saya tak mendapatkan
foto warung yang saya kunjungi.
·
Setelah makan malam, kami kembali ke penginapan karena esok dini
hari kami sudah harus bangun untuk bersiap-siap menuju Bromo.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar